
H. Usnali merupakan Ketua Kelompok Sri Unggul Desa Majasari Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu, petani yang sudah berumur setengah abad ini sangat menyukai pertanian dengan sistem pertanian organik.

Petani dan Kelompok Tani di wilayah Desa Majasari masih menggunakan pupuk kimia dan pestisida pabrikan baik pertanian padi sawah, sayuran dan tanaman buah, Namun setelah Pemerintah Desa Majasari yang dipimpin oleh Kuwu Wartono mengadakan pelatihan SRI (System Of Rice Intensification) dan Pertanian Organik yang dilaksanakan pada tahun 2016 silam, telah menggugah para petani untuk menggunakan pertanian organik.

Pelatihan tersebut memotivasi para petani terutama bagi H. Usnali yang kini telah menjalankan padi organik setelah mendapatkan ilmu tentang pertanian organik, wawasan yang didapat diantaranya adalah cara membuat pupuk kompos, cara membuat pupuk organik cair, dan cara pembuatan pestisida nabati yang bahannya di dapat dari lingkungan sekitar.

H. Usnali dulunya ketergantungan dengan pupuk dan pestisida kimia sehingga setiap melakukan pemupukan dan penyemprotan dilahan sawahnya beliau harus mengeluarkan biaya yang cukup tinggi, disamping itu juga penggunaan pupuk kimia berakibat merusak lahan, tanaman padi mudah terserang hama penyakit dan produktivitas mulai menurun.

Setalah dirasa sangat memberatkan usahataninya, akhirnya H. Usnali dan beberapa petani di Kelompok Tani sekarang beralih menggunakan pupuk organik, selain hemat biaya juga ramah terhadap lingkungan, sehingga produk yang dihasilkan juga sehat terhadap manusia.

Memasuki tahun kedua, Kelompok Tani mulai mengolah hasil padinya menjadi beras tidak dijual langsung ke bakul dalam bentuk gabah namun dijual dalam bentuk beras dan kemasan sendiri dengan hasil produksi beras sehat sehingga petani memiliki nilai tambah dengan harga yang bagus.
Pertanian Organik tidak hanya diterapkan di padi saja, H. Usnali juga menerapkan dilahan cabai lombok dan hasilnya sangat memuaskan tanaman cabainya sehat, tidak terserang hama penyakit, pertumbuhannya cepat dan buahnya besar dan mulus dan sekarang telah memperluas lahan cabainya sekitar 150 bata.

Penggunaan pupuk kompos dari limbah kotoran dan urine ternak sapi dari Kelompok Ternak Tunggal Rasa yang telah diolah yaitu difermentasi dengan bahan-bahan lainnya seperti, mol, ragi, molases/gula, terasi, air kelapa, dan air cucian beras yang dicampur menjadi satu sehingga menjadi pupuk padat dan pupuk cair.

Sumber : www.salamtani.id
Sekretariat